4 Gangguan Bicara Pada Anak / Balita
4 Gangguan bicara pada anak / Balita :
- CEREBRAL PALSY
- APRAKSIA
- DISATRIA
- GANGGUAN SPEKTRUM AUTISME (GSA)
A. CEREBRAL PALSY
jenis gangguan otak pada anak, sehingga ia kemungkinan bicara, motorik dan keseimbangannya terhambat.
Ciri – Ciri :
- Sulit Melakukan koordinasi otot
- sulit berjalan
- terlambat bicara
- mengalami kejang kejang
pengobatan cerebral palsy dengan terapi okupasi. tujuannya untuk meningkatkan kemampuan mandiri dari penderitaan cerebral palsy , agar ia bisa melakukan berbagai kegiatan sehari – hari tanpa bantuan orang lain.
B. APRAKSIA
Adanya gangguan saraf pada otak anak, sehingga ia kesulitan untuk mengendalikan otot yang menunjang kegiatan berbicara.
Ciri – Ciri :
- Kesulitan Mengunyah
- Tidak banyak mengeluarkan suara ocehan ketika masih bayi
- Komunikasi menggunakan anggota tubuh
- Kesulitan melakukan gerakan bersiul, menjulurkan lidah, dan menjilat bibir
Cara menangani anak penderita Apraksia adalah dengan berkonsultasi kepada dokter sepesialis saraf. proses penanganan apraksia bisanya di sesuaikan dengan penyebabnya.
C. DISATRIA
Gangguan bicara disatria tidak mempengaruhi tingkat kecerdasan anak. Disatria terjadi karena adanya kelainan sistem saraf sehingga berdampak terhadap otot yang menunjang kegiatan berbicara pada anak.
Ciri – Ciri :
- Cadel
- Volume Suara yang kecil
- Suara serak
- Bicara Terlalu cepat atau terlalu lambat
- Kesulitan menggerakan Lidah
- Kesulitan mengontrol air liur dalam mulut
cara mengatasi disatria biasanya dilakukan dengan diagnosis awal gejala yang timbul pada penderitanya. setelah itu, pengobatan akan dilakukan dengan menyesuaikan jenis disatria, penyebabnya , dan tingkat keparahannya.
D. GANGGUAN SPEKTRUM AUTISME (GSA)
Gangguan bicara jenis GSA dampak kelainan otak. GSA bukan hanya mempengaruhi kemampuan bicara anak, tapi juga kemampuan bersosialisasinya.
Anak penderita GSA bisa di deteksi dengan mudah, karena gejalanya akan muncul di tahapan awal masa kanak kanak. GSA pada anak biasanya ditunjukan dengan adanya gejala kesulitan berkomunikasi dengan bahas verbal maupun non verbal .
Ada juga gejala lain yang umum pada penderita GSA, yakni melakukan gerakan berulang ulang secara berlebihan , seperti memeras jari, mengetuk – ngetukan kuku jari, dan lain – lain.
Penyebab GSA masih belum bisa di ketahui dengan pasti. namun, orangtua yang mengidap autisme biasanya akan menurunkan kelainan yang sama.
Jenis kelamin laki – laki juga memiliki resiko untuk mengalami GSA lebih tinggi di bandingkan anak perempuan. selain itu , kelainan prematur dan konsumsi obat – obatan tertentu saat hamil turut memicu GSA pada buah hati.
Tinggalkan Balasan